An Unbreakable Promise

black_副本

Aku akan menceritakan sebuah kisah cinta, ini tidak lebih romantis dari kisah cinta Rhett Butler dan Scarlett O’Hara dan juga tidak setragis kisah cinta Romeo dan Juliett, tapi ini merupakan kisah cinta favoritku, kisah cinta Kris dan Jessica.

The beginning

Awal dari semua, saat lelaki itu memutuskan untuk pindah ke sebuah perumahan bernama Vampire Town; aku tahu itu adalah nama yang aneh, dan jika kau berfikir penduduk disana itu adalah vampire, maka kau salah besar. Penduduknya tetap manusia, hanya nama tempatnya saja yang vampire.

Lelaki itu berencana untuk mencari suasana baru di perumahan ‘aneh’ itu. Teman baru, keluarga baru, atau barangkali.. kekasih baru? Entahlah.. yang kutahu memang lelaki itu merupakan tipe yang gampang bosan. Mencari kekasih baru bukanlah hal yang sulit untuknya, dengan tampangnya yang khas barat, sorot matanya yang tajam, postur tubuhnya yang manly, dan pembawaannya yang berkharisma, kurasa gadis manapun tidak akan menolaknya. Dan benar saja, baru sehari dia menetap disana, sudah banyak orang, khususnya gadis yang akrab dengannya.

Rasanya belum sampai satu bulan dia putus dari kekasih lamanya. Aku kurang tahu mengapa hubungan mereka bisa berakhir karena menurutku sebelumnya mereka cukup dekat. Mungkin karena dia dan mantan kekasihnya sama-sama sibuk, dan mereka jadi jarang berkomunikasi. Yah bagaimanapun dalam sebuah hubungan, komunikasi itu adalah hal yang sangat penting, bukan?

Aku tak tau pasti apa yang lelaki itu rasakan, sedih kah? Atau bahkan marah? Seingatku mantan kekasihnya lah yang meminta untuk mengakhiri hubungan mereka. Sorot matanya hanya menggambarkan rasa kekecewaan dan kebencian, mungkin, saat aku membicarakan tentang mantan kekasihnya itu. Tapi sudahlah, itu hanyalah masa lalu. Sebaiknya aku mulai saja cerita utamanya.

Lelaki itu bukanlah tipe orang yang akan puas dengan satu gadis saja. Jadi dia mendekati banyak gadis lalu memberikan mereka harapan, seperti itu menurutku. Kebiasaan lama sulit untuk diubah, kan?

Lain halnya dengan si gadis, gadis ini bukanlah seseorang yang mudah untuk membuka hatinya untuk orang lain. Dia sedikit ‘dingin’ saat berkomunikasi dengan orang baru. Tindakannya juga sulit untuk di prediksi, sangat berbeda dengan lelaki itu.

Gadis ini tinggal di kota yang sama dengan lelaki itu. Sesuai dengan kebiasaan di Vampire Town, penduduk lama harus menyambut penduduk baru. Dan disanalah mereka bertemu untuk pertama kali, changing stares for the first time, but its not a love at the first sight. Mereka hanya bertukar sapa lalu berbincang seperti biasa.

“Hi, I’m Kris”

“I’m Jessica~”

“Nice to know you Jessica..”

Pertemuan mereka tidak berakhir sampai disitu, mereka tetap bertemu dan berbicara. Kurasa mereka sudah sama-sama tahu bahwa ada sebuah perasaan berbeda yang mengganjal di hati mereka. Rasa suka, mungkin? Mungkin saja. Fisik mereka sama-sama atraktif, wajar saja kalau mereka saling menyukai.

Bagaimanapun Kris punya alasan lain untuk menyukai Jessica.

“Dari luar memang dia terlihat dingin, tapi ketika kau sudah mengenalnya, kau pasti bisa merasakan kehangatannya. Dan dia juga sedikit.. ehm agresif.”

Pantas saja Kris menyukainya, dasar pervert.

Tapi Jessica mempunyai pendapat yang berbeda tentang Kris. Gadis itu tahu benar kalau Kris bukanlah lelaki baik-baik. Jessica menyebutnya cassanova, yaitu lelaki yang memberi harapan kepada banyak gadis.

Tapi pendapat Jessica terbukti salah.

Suatu hari kota itu mengadakan sebuah event di pantai; Vampire Town Beach Party. Semua orang diwajibkan pergi berpasang-pasangan ke acara itu. Dan Kris tanpa ragu langsung meminta Jessica untuk menjadi pasangannya untuk pergi kesana. Jessica juga mengiyakan, lalu mereka akhirnya pergi ke acara itu bersama. Biarpun Kris dekat dengan banyak wanita, tapi tetap Jessica lah yang dia pilih.

Salah satu games di beach party itu adalah dance contest, pasangan yang paling romantis akan mendapatkan hadiah, tentunya. Namun saat musik mulai mengalun, Kris dan Jessica hanya berdiri dengan canggung disana. Jessica memandang Kris dengan canggung, lalu mulai menggenggam tangan lelaki itu. Kris memutar tubuh Jessica lalu memeluknya dari belakang.

“Bajumu cukup tipis, kau pasti kedinginan”

“Ah itu.. ya aku sedikit kedinginan..”

Okay, let me make you warm..”

Kris berbisik tepat di belakang leher Jessica, lalu memeluknya lebih erat. Aku yakin Jessica dapat merasakan degup jantung Kris di punggungnya.

Mereka hanya berpelukan seperti itu sampai musik nya selesai. Kris meletakkan dagunya di bahu Jessica, tangannya tetap melingkari tubuh gadis itu, memastikan bahwa dia tetap merasa hangat. Mereka seakan tidak perduli dengan apa yang terjadi di sekitar mereka, bahkan saat MC mengumumkan pemenang dari kontes itupun mereka tidak terlihat antusias. Yang mereka inginkan hanyalah menghangatkan diri dan merasakan hembusan nafas masing-masing.

“Noona, I wanna say something to you..”

Usia Kris yang lebih muda satu tahun dari Jessica mengharuskannya untuk memanggil Jessica dengan sebutan noona (panggilan untuk kakak perempuan dari adik laki-laki). Menurutku Jessica hanya lebih tua dari segi umur, jika kau melihat fisik dan wajahnya secara langsung, kau akan berfikir gadis itu berusia 16 tahun, bukan 24 tahun seperti usia aslinya. Sedangkan Kris.. tak perlu dibahas, usia dan wajahnya memang sudah cocok.

What is it Kris?”

Jessica berkata dengan sangat pelan, sehingga hanya Kris yang bisa mendengar suaranya. Kris lalu menggenggam tangan gadis itu lalu memutar tubuhnya perlahan agar menghadap ke arahnya. Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah gadis di depannya, membuat wajah gadis itu memerah. Mata mereka bertatapan untuk sejenak, kemudian Kris berhenti tepat di depan telinga Jessica, lalu berbisik…

I love you, do you wanna be my girlfriend?”

Mata Jessica membulat sempurna saat mendengar kalimat itu, pipinya semakin memerah dan bibir mungilnya sedikit terbuka. Kris menjauhkan wajahnya dari Jessica, namun tetap memandang wajah gadis itu lekat-lekat. Gadis itu tidak sanggup menatap langsung ke mata Kris, jadi dia mengalihkan pandangannya ke pasir pantai. Bibirnya terbuka, bersiap melontarkan kalimat balasan dari pertanyaan Kris tadi.

“a..apakah kau serius, Kris?”

Gadis itu sedikit terbata, matanya masih melihat ke bawah..

“Aku benar-benar serius noona-ya, jadi apa jawabanmu? Tolong lihat ke arahku saat kita berbicara noona..”

Kata Kris sambil menyentuh dagu Jessica, lalu menaikkan wajahnya perlahan, membuat gadis itu mau tak mau harus menatap Kris.

“I.. I love you too Kris. I want to be your girlfriend..”

Kata gadis itu sambil tersenyum, walau canggung tapi senyumnya terlihat sangat tulus. Kris sangat lega mendengarnya, dia pun tersenyum lalu memeluk gadis itu.

Mulai dari malam itu, 31 Maret 2013, they’re officially owning each other.

The Date; Namsan Tower

Pagi itu Kris terburu-buru mengendarai mobilnya ke rumah Jessica untuk menjemputnya, mereka ada kencan hari ini dan Kris tidak boleh terlambat; wanita tidak suka menunggu.

Lelaki itu memakai jaket kulit hitam putih, rambut coklatnya di belah tengah, seperti bintang iklan produk hair gel. Dia memakai celana bergambar monster dan sepatu merah. Tak lupa dia memakai kalung berbentuk bintang enam sudut favoritnya dan beberapa aksesoris lain yang dia pakai di jari maupun pergelangan tangannya. Lelaki itu memang memiliki selera fashion yang unik.

Jessica sudah selesai bersiap-siap, dia mengecek penampilannya sekali lagi di depan kaca, lalu merapikan make up nya agar semakin sempurna. Gadis itu memakai gaun pendek berwarna biru muda diatas lutut, bahannya yang ringan membuat gaun itu melambai-lambai saat angin menerpanya. Rambut coklatnya di hias dengan pita berwarna merah jambu, dia memakai aksesoris seadanya dan sepatu hak tinggi agar dia bisa mengimbangi tinggi kekasihnya, tapi kupikir itu sia-sia saja.

Kris terlambat 20 menit dari janji semula, Jessica sudah menunggu di depan rumahnya sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Kris menepikan mobilnya di dekat Jessica, tapi Jessica tidak menyadarinya. Lelaki itu melihat gadisnya dari kaca mobil, dia tersenyum saat Jessica mengerucutkan bibirnya, membuat gadis itu tampak seperti anak kecil saja. Kris merapikan rambutnya lalu mengenakan kaca mata hitam sesaat sebelum dia keluar dari mobil dan berjalan mendekat ke arah Jessica dari arah belakang.

“Permisi nona, apakah kau menunggu seseorang?”

“Yeah, I’m waiting for my.…”

Kalimatnya terputus saat dia menoleh kebelakang dan melihat Kris sedang tersenyum memandangnya, well dia tidak bisa memastikan karena dia tidak bisa melihat langsung ke mata lelaki itu berkat kaca mata hitam yang dipakainya.

“Your what?”

“Yak Kris! Kau ini jahil sekali padaku.”

Kata Jessica, memukul lengan Kris sambil mengerucutkan bibirnya. Kris sangat gemas melihat gadis itu, dia mengecup bibir gadis itu singkat lalu menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam mobil.

“Maaf aku terlambat, aku harus mengisi bensin dulu sebelum kemari.”

Kata Kris sambil membukakan pintu untuk Jessica, gadis itu masih merona karena dikecup oleh Kris. Dia masuk ke dalam mobil sambil bergumam..

“It’s okay..”

Padahal dia tahu bahwa itu hanyalah alibi Kris saja. Tidak mungkin mengisi bensin menghabiskan waktu sampai 20 menit. Pasti Kris terlambat karena waktu yang di perlukan lelaki itu untuk mandi lebih banyak dari waktu yang Jessica perlukan, Jessica tahu betul itu.

“Kita akan ke namsan, kan?”

“Iya.. sebaiknya kau beregas Mr. Wu, hari libur seperti ini jalanan ke namsan cukup ramai.”

“Tidak masalah.”

Kris memacu mobilnya lebih cepat lagi. Dia mengemudi dengan cepat, namun tenang. Jessica mengeluarkan hp nya dari dalam tas lalu berselca dengan latar jok mobil Kris. Kemudian dia menggeser sedikit sudut kamera nya sehingga Kris bisa ikut terfoto. Gadis itu tersenyum melihat hasil jepretannya, lalu dia menyimpan hp nya kembali.

“Kris tak bisakah kau membuka kacamata hitam mu itu?”

“Why baby? Am I look ugly?”

“Aniyo, kau tampan.. aku hanya ingin menatap matamu.”

Kris menuruti apa kata kekasihnya, dia membuka kacamata hitam itu lalu meletakkannya di dashboard. Jessica memperhatikan setiap gerakan Kris sambil tersenyum. Sesaat kemudian Kris melihat gadis disebelahnya itu tanpa kacamata.

“How?”

You look better, Kris”

Jessica kembali tersenyum kemudian mengalihkan pandangan nya ke arah jendela, matanya berbinar ketika dia melihat menara namsan sudah kian dekat. Kris telah menyadari itu, namun ia tetap fokus mengemudi. Tidak sampai 10 menit, mobil mereka sudah terparkir di kawasan namsan. Kris segera keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Jessica; sudah menjadi kebiasaan baginya untuk membukakan pintu bagi gadis itu; lalu gadis itupun keluar dengan wajah bahagia sambil melihat sekelilingnya.

“Pemandangan disini sangat bagus, Kris. Aku ingin berselca!”

Suara gadis itu terdengar sangat bahagia, Kris hanya tersenyum mendengarnya. Lalu dia menjawab..

“Lebih baik kita berselca di puncak menara saja, pemandangan nya lebih indah.”

“Benarkah?”

“Tentu saja.. apakah kau tidak pernah berkunjung kesini sebelumnya?”

“Aku belum pernah kesini, terlalu sibuk”

Kris hanya mengangguk saat mendengar jawaban Jessica, kemudian Jessica menggandeng atau lebih tepatnya menarik paksa tangan lelaki itu ke arah lift.

“Ayo! Kau bilang pemandangan diatas lebih indah, tunggu apa lagi?”

“Eh, sekarang? Kau tidak ingin makan dulu?”

Jessica menggeleng, kaki nya dengan lincah melangkah ke arah lift, tubuh mungilnya dapat dengan mudah menyelip diantara keramaian, sedangkan Kris.. dia terpaksa harus ditabrak orang-orang yang berjalan disekelilingnya.

Akhirnya setelah susah payah melewati keramaian, mereka berhasil masuk ke dalam lift yang akan menghantarkan mereka ke puncak menara. Kris masuk ke dalam lift setelah Jessica, dia merengut kesal sambil memijit lengannya yang terbentur pintu lift.

“Kris kau tidak apa?”

Tanya Jessica saat melihat gerak gerik Kris. Gadis itu ikut memijiti lengan Kris dengan tampang khawatir. Kris yang awalnya kesal berubah menjadi gemas saat melihat ekspresi gadis itu.

“I’m okay..”

Gumamnya sambil tersenyum, tangannya memegangi tangan Jessica yang sedang memijit lengannya, kemudian dia mengecup tangan Jessica.

“Kris….”

Mata Jessica membulat melihat kelakuan Kris, dia tidak menarik tangannya, melainkan membiarkan bibir Kris menempel untuk beberapa saat di punggung tangannya.

“Ne?”

Tanya Kris sesaat setelah dia melepaskan kecupannya.

“Ung aniyo.. kita sudah hampir sampai”

Kata Jessica sambil tersenyum, kemudian dia menunduk untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya. Saat lift terbuka, seisi lift berhamburan keluar, termasuk Kris dan Jessica. Jessica menarik tangan Kris ke arah tumpukan gembok-gembok di sekitar pagar.

“Kris lihat itu! Aku juga ingin memasang gembok disini, bolehkan?”

“Iya aku melihatnya Jess.. baiklah disana ada tempat menjual gembok.”

Kata Kris sambil menunjuk suatu ruangan di dalam menara, Kris segera berjalan ke arah sana sebelum Jessica mulai menarik-narik tangannya lagi. Gadis itu tubuhnya saja yang kecil, tapi tenaganya luar biasa. Jessica masuk ke dalam lebih dahulu dan memilih-milih gembok yang dia sukai, Kris melihat sekeliling ke arah orang-orang lain yang sedang memilih ataupun menulis kata-kata di gembok yang mereka pilih.

“Kris! Lihat ini, keren kan?”

Tanya Jessica saat dia menemukan sepasang gembok silver berbentuk hati, Kris hanya mengangguk saja kemudian dia berdiri di belakang Jessica. Gadis itu segera mengambil gembok tersebut dan membayar nya ke meja kasir. Kris menunggu di sampingnya sambil melihat-lihat ke arah pengunjung yang lain.

“Kris, gemboknya sudah kubayar, ayo kita tulis!”

Jessica lagi-lagi menarik tangan Kris ke arah sebuah meja, dia duduk di salah satu kursinya kemudian segera mengambil spidol. Dia mulai menuliskan kalimat di gembok itu. Kris mencoba mengintip apa yang Jessica tulis dari belakang, namun terhalang oleh rambut Jessica. Dia kemudian duduk di sebelah Jessica dan mengambil gembok yang satunya. Kris berfikir sejenak kemudian mulai menuliskan sebuah kalimat. Jessica melihat Kris dengan tatapan penasaran, gadis itu menggembungkan pipinya saat Kris menutupi kalimat di gembok itu dengan telapak tangannya.

“Ya! Aku kan ingin melihatnya, kenapa kau sembunyikan?”

“Kau duluan sayang.”

“Arrachi~ Aku menulis ‘I hope I will always be together with this namja forever KRIS©JESSICA’ bagaimana denganmu?”

Kata Jessica sambil menunjukkan gemboknya, lalu dia mencondongkan tubuhnya ke arah Kris agar dia bisa melihat gembok yang di tulis Kris dengan jelas. Aku masih bingung kenapa Jessica dapat membaca tulisan Kris, padahal tulisan tangan lelaki itu sangat tidak rapi dan acak-acakan.

“Aku menulis ‘I hope someday I can marry this girl and have some cute son and daughter, much love WYF&JSY”

Jessica lalu tersenyum kepada Kris, lelaki itu balik tersenyum kepadanya. Mereka bertukar pandang untuk sejenak, kemudian gadis itu memeluknya. Kris membalas pelukan Jessica, lalu mencium keningnya dan berbisik..

“Saranghae..”

“Nado saranghae Kris, ayo kita pasang gemboknya”

Mereka lalu beranjak dari meja tersebut dan melangkah ke arah pagar yang berada di luar, Jessica menunjuk ke arah pagar di pojok kanan. Mereka memasang gembok itu disana dengan beberapa pasangan lain. Kris telah selesai memasang gemboknya sebelum Jessica, lelaki itu memandangi gadis yang tengah menunduk di tepat depannya, wajah Jessica serius sekali saat memasang gembok itu, dia terlihat kesusahan. Mungkin gemboknya macet, atau memang keras. Kris berusaha menahan tawanya saat melihat ekspresi gadis itu, dia ingin membantu tapi dia juga masih ingin memandangi Jessica.

“Sudah!”

Pekik Jessica, suara gadis itu mengejutkan Kris yang tengah memperhatikannya.

“Wajahmu lucu sekali Kris hahaha, kau sedang memperhatikanku ne?”

“Ah.. aniyo, kau terlihat kesusahan, baru saja mau aku bantu.”

Sanggah Kris. Jessica menarik nafas dalam-dalam lalu tersenyum, dia menoleh ke arah tas yang di bawanya kemudian merogoh isinya. Kris memperhatikan gadisnya itu seperti kucing memperhatikan gumpalan benang, serius sekali. Jessica lalu mengeluarkan hp nya dan tersenyum lagi ke arah Kris.

“Ayo kita selca, baby!”

Gadis itu mengarahkan kamera ke arah mereka berdua, dengan gembok silver berbentuk hati sebagai latarnya. Kris membentuk love sign dengan tangannya kemudian tersenyum seadanya. Kau tahulah, jenis senyum yang hanya menarik sedikit sudut bibir saja. Sementara Jessica, dia menunjuk ke arah gembok itu sambil tersenyum manis.

“Hana.. dul.. set!”

Jessica menekan tombol capture lalu melihat hasil jepretannya sekaligus memperlihatkannya pada Kris.

“Waah kau tampan sekali~”

“Kau juga cantik Jess..”

“Ayo selca lagi~ Tapi kali ini tolong tersenyumlah yang ikhlas!”

Kris tertawa mendengar protes gadisnya itu, kemudian dia menunjukkan gummy smile nya.

“Seperti ini?”

“Ya ya! Seperti itu, tahan ya.. hana dul set!”

Mereka kemudian mengambil beberapa gambar lagi. Jessica terlihat senang sekali melihat hasil jepretannya, lalu ia meminta Kris untuk ber aegyo di selca selanjutnya. Kris tidak bisa menolak permintaan Jessica, mau tak mau lelaki itu harus menunjukkan wajah-imut-terpaksanya ke arah kamera. Jessica berusaha menahan ledakan tawanya saat melihat foto aegyo Kris, lelaki itu memang sangat tidak cocok untuk melakukan hal seperti itu. Jessica benar-benar tidak bisa menahan tawanya, akhirnya ia tertawa; benar-benar tertawa saat melihat foto itu sekali lagi. Kris menunjukkan wajah kesalnya karena Jessica menertawainya.

“Sudahlah, aku lapar Jess. Ayo kita turun.”

“Baiklah.. baiklah hahaha ayo kita turun, sayang.”

Jessica menggandeng tangan Kris, lalu menyenderkan kepala ke dilengannya . Lelaki itu mengecup kepala gadisnya singkat lalu kembali berjalan ke arah lift. Sebelumnya mereka sudah sepakat untuk makan cake di bakery dekat namsan, itu adalah permintaan Jessica. Sebenarnya Kris ingin makan steak, tapi setelah mendengar rengekan Jessica di telefon sehari sebelumnya, Kris akhirnya menyerah dan menuruti kemauan Jessica untuk makan cake. Mereka berjalan ke arah parkiran mobil tanpa banyak suara. Jessica masih asik melihat foto-foto mereka barusan dan mengupload sebagian di weibo. Sebelumnya Kris sudah mengancam Jessica untuk tidak mengupload foto aegyo nya, Jessica hanya tertawa dan mengiyakan permintaan Kris. Mereka masuk ke dalam mobil, Kris mulai memacu mobilnya ke bakery itu, jaraknya sangat dekat sehingga tidak sampai 5 menit mereka sudah sampai disana.

“Kris aku ingin tiramisu, bagaimana denganmu?”

“Aku ingin cheese cake.”

Kris menggandeng pinggang Jessica ke dalam bakery itu, suasana di toko itu didominasi oleh warna pink dan hijau, dan banyak ornament strawberry menggantung di mana mana. Kris memesan makanan dan minuman mereka kepada pelayan lalu duduk di meja yang telah disediakan. Jessica masih melihat lihat dekorasi toko kecil itu, dia tampak sangat menyukainya. Sesaat kemudian Jessica menyusul Kris dan duduk di hadapannya.

“Aku suka dekorasi toko ini, bagaimana menurutmu?”

Kris sedikit terkejut melihat Jessica yang tiba-tiba duduk di hadapannya, gadis itu menatap Kris, menunggu jawaban darinya.

“Ini bagus, sayang.”

Jessica tersenyum mendengarnya, lalu dia menoleh ke arah pelayan yang berjalan ke arah mereka. Tampaknya pelayan itu membawa pesanan mereka. Jessica tersenyum kepada pelayan itu saat dia meletakkan pesanan mereka diatas meja. Sepiring cheesecake, tiramisu dan dua gelas milkshake coklat.

“Selamat makan!”

Jessica mengambil sendok dan mengiris kue dihadapannya menjadi potongan kecil, lalu memasukkannya kedalam mulutnya. Jessica menutup matanya dan membuat ekspresi lucu sambil mengunyah kue nya. Kris yang memperhatikannya sejak tadi berusaha untuk menahan tangannya untuk tidak mencubit wajah Jessica.

“Demi Tuhan, gadis ini menggemaskan sekali..”

Gumam Kris pelan. Dia mulai memakan cheesecake di depannya sambil memandangi Jessica. Gadis itu tengah menyuap sendok demi sendok tiramisu ke mulutnya dengan mata berbinar, mulutnya sibuk mengunyah kue itu dan tanpa ia sadari ada sedikit krim tiramisu yang menempel di bibir atasnya. Kris segera menjulurkan tangannya ke wajah Jessica.

“Kau ini seperti anak kecil saja.”

Katanya sambil membersihkan krim itu dengan jarinya, Kris menggunakan kesempatan itu untuk sekalian mengusap bibir Jessica, lalu mencubit pipinya pelan. Mereka tertawa bersama setelahnya. Kris meletakkan sendoknya di sebelah piring, gadis didepannya menyendok potongan kue terakhirnya lalu mengulurkan sendok itu kepada Kris.

“Kau mau?”

Kris mengangguk dan membuka mulutnya, Jessica memasukkan potongan kue itu ke dalam mulut Kris, kemudian menarik sendoknya dan meletakkannya di sebelah piring. Lelaki itu terdiam sebentar lalu mengunyah kue itu, wajahnya tetap datar, kemudian tiba-tiba dia mengangkat jempolnya ke arah Jessica.

“Mashita! Kapan-kapan kita harus kemari lagi dan aku akan memesan kue ini.”

Jessica tertawa mendengarnya, kemudian gadis itu mengangguk. Tentu saja dia mau, Jessica sangat menyukai kue, dan tampaknya sekarang Kris juga suka. Aku yakin setelah ini mereka akan sering mengunjungi toko kue ini.

Kris meneguk milkshake nya sambil melihat ke luar jendela. Matahari tengah bersembunyi di balik awan, membuat langit menjadi gelap. Angin mulai berhembus kencang dan menerbangkan dedaunan yang berserakan di jalan, tampaknya sebentar lagi hujan akan turun. Kris menoleh ke arah pelayan dan memberi isyarat kepadanya untuk datang ke meja mereka, ternyata ia memesan satu porsi tiramisu lagi untuk di bawa pulang.

Setelah pesanannya datang, Kris membayar semua tagihannya dan menarik tangan Jessica ke mobil. Sebentar lagi hujan, dia tidak mau berada di luar rumah saat hujan turun. Mereka masuk kedalam mobil, Kris memberikan bungkusan tiramisu nya kepada Jessica, kemudian lelaki itu mulai menyetir. Jessica meletakkan bungkusan itu dipangkuannya, gadis itu melihat ke luar jendela. Benar saja, rintik-rintik hujan mulai jatuh dan meninggalkan goresan tipis air di kaca mobil mereka. Kris berdecak kesal saat hujan mulai turun dengan derasnya, dia kemudian menoleh ke arah Jessica.

“Sayang? Bolehkah aku tinggal di rumahmu sampai hujan reda?”

Aku sedikit bingung, padahal mereka tinggal di perumahan yang sama, dan rumah Kris juga tidak jauh dari kediaman Jessica, tapi mengapa Kris meminta seperti itu? Dia bisa saja mengantar Jessica dahulu,  lalu pulang kerumahnya sendiri dengan aman, toh dia menaiki mobil. Aku yakin dalam fikirannya, si pervert itu tengah mencari kesempatan untuk bisa berduaan dengan Jessica. Dan gadis itu sendiri memang senang bila ditemani oleh Kris, jadi dia mengiyakan permintaan lelaki itu.

Mobil itu melaju kencang menembus derasnya hujan, jalanan menuju kediaman Jessica tidak terlalu padat dan persimpangan yang harus mereka lewati juga sedikit jadi mereka tidak bertemu banyak lampu merah. Jalanan terlihat sangat gelap padahal masih pukul 04.00 p.m, Kris ingat betul saat mereka pergi ke namsan tadi pagi, cuaca sangat cerah dan matahari bersinar sangat terang sehingga dia harus memakai kacamata hitam, tapi lihatlah sekarang, keadaan cepat sekali berubah.

Mereka berdua telah sampai di rumah Jessica, Kris memarkir mobilnya di depan garasi lalu menutup gerbang dan masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa. Jessica sudah lebih dahulu masuk ke dalam rumah, rambut dan pakaian nya sedikit basah. Gadis itu masuk ke kamarnya dan mengambilkan handuk untuk dia dan Kris. Kris menutup pintu rumah Jessica dari dalam dan berdiri di ruang tamu, rambutnya dan wajahnya basah kuyup. Lelaki itu membuka jaketnya dan meletakkannya di sandaran sofa, kemudian ia berjalan menuju dapur. Kris mengambil segelas air putih lalu meminumnya perlahan, dia duduk di kursi makan sambil meminum airnya.

Tak lama kemudian Jessica keluar dari kamarnya, matanya menangkap bayangan Kris yang sedang duduk di ruang makan. Gadis itu berjalan dari belakang Kris, dia sudah mengganti gaun pendeknya dengan sepotong hotpants dan kemeja putih berukuran besar dan ada handuk putih melilit diatas kepalanya. Gadis itu membawa handuk putih lainnya di genggaman tangannya, dia berjalan pelan-pelan ke arah Kris, kurasa gadis itu ingin mengejutkan Kris.

“Kris…”

Bisik Jessica tepat di belakang telinga Kris, lelaki itu membulatkan matanya; mungkin dia sedikit terkejut. Jessica kemudian melilitkan handuk itu ke kepala Kris, kemudian dia menggosok rambut Kris agar cepat kering.

“Sayang, bajuku basah. Kau punya baju ganti untukku?”

“Kurasa aku punya, ayo ikut aku~”

Gadis itu menarik tangan Kris menuju kamarnya, dia kemudian membuka pintu kamar itu dan masuk ke dalam bersama Kris. Ini kali pertama Kris masuk ke dalam kamar Jessica, matanya berputar kesana kemari untuk melihat seluk beluk kamar gadisnya. Ruangan itu sangat rapih, gadis itu memilih perpaduan warna kuning dan gold untuk wallpaper kamarnya, banyak boneka Barbie yang tersusun rapih di dalam lemari kaca dan yang paling menarik perhatian adalah koleksi fotonya dan Kris yang di susun membentuk bacaan I LOVE YOU di dinding kamarnya. Kris duduk di atas tempat tidur sementara Jessica sibuk memilihkan baju untuknya, dia ingat pernah menyimpan baju oppa nya disuatu tempat di dalam lemari itu.

“Nah! Ini dia Kris~”

Kata Jessica sambil menjulurkan sepotong kaus oblong putih dan celana ponggol. Kris menerima baju itu dari tangan Jessica, gadis itu member isyarat kepada Kris untuk lekas mengganti baju nya, Jessica kemudian berbaring di tempat tidurnya dan menghadap ke arah jendela. Kris membuka bajunya perlahan di belakang Jessica, dia cepat-cepat mengganti bajunya yang basah dengan kaus oblong itu, kemudian celananya. Kaus itu sedikit sempit untuk Kris, tubuhnya dengan jelas tercetak di balik kaus itu.

Hujan belum juga berhenti, jam sudah menunjukkan pukul 09.38 p.m. Kris dan Jessica duduk berdua di ruang TV, mereka baru saja menghabiskan dua mangkuk sup sapi dan sepiring tiramisu oleh-oleh dari cake shop. Jessica yang membuatkannya sup sapi itu untuk Kris. Masakan gadis itu cukup enak, dia mempelajari cara memasak dengan tekun karena dia tahu bahwa Kris sangat menyukai wanita yang pintar memasak.

Kris duduk di sebelah Jessica, mereka sedang menonton film Sherlock Holmes; A Game of Shadows. Kris sangat serius menonton film itu, matanya tak lepas dari layar TV, dia sangat suka film yang berunsur detektif dan teka-teki. Berbeda dengan Jessica, gadis disebelahnya itu sesekali menguap, kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Kris; bukannya dia tidak suka teka-teki, tapi barangkali gadis itu memang sudah lelah karena aktivitasnya hari ini. Kris mengulurkan tangannya ke samping untuk merangkul bahu Jessica, tampaknya dia mulai mengantuk. Dan benar saja, 10 menit kemudian gadis itu sudah tertidur di bahu Kris, dan lelaki itu baru menyadarinya 20 menit kemudian saat film nya berakhir. Dia lalu mematikan tv dan melihat wajah Jessica, gadis itu terlihat sangat innocent saat tidur. Kris tidak ingin mengganggu tidur Jessica, jadi dia tidak membangunkannya, melainkan langsung menggendongnya ke dalam kamar.

Kris membaringkan Jessica di atas tempat tidur, pandangannya tak lepas dari wajah polos gadis itu. Dia juga ikut berbaring, tangannya mengusap-usap rambut dan wajah Jessica yang berbaring di sebelahnya. Kris memeluk pinggang gadis itu, dia tidak sekalipun melepas pandangannya dari wajah Jessica. Lelaki itu terlihat sangat mengagumi gadis di sebelahnya. Jari tangannya sibuk memainkan dan menggulung rambut panjang Jessica, kemudian dia menghirup aromanya. Rambut gadis itu selembut kelopak mawar, wanginya pun tidak jauh berbeda, Kris benar-benar jatuh cinta kepada Jessica.

Jam 11.47, hujan sudah reda, bulan perlahan-lahan muncul dari balik awan dan menerangi setiap sudut kota ini, tak terkecuali kamar Jessica. Walaupun hujan telah berhenti, Kris tetap berbaring di sebelah Jessica, dia enggan beranjak dari sisi gadis itu. Matanya masih mengamati setiap lekuk wajah cantik gadis di sebelahnya, mulutnya mulai menggumamkan sesuatu; dia bernyanyi untuk gadis itu.

“I know you’re sleep now.. but I hope you can listen my voice in your dream..”

Bisiknya tepat di depan telinga Jessica, kemudian Kris menarik nafas panjang dan menutup matanya. Suaranya mulai terdengar pelan, namun jelas. Dia menyanyikan lagu dari Sleeping With Sirens – All my heart.

There’s so many things that I could say
But I’m sure it would come out all wrong
You got something that I can’t explain,
Still try and try and let you know

That first summer we spent’s one we’ll never forget,
Looking for any kind of reason to escape all the mess that
We thought was what made us
Ain’t it funny now? We can see
We’re who we’re meant to be

You still have all of my
You still have all of my
You still have all my heart

Ooh ooh ooh ooh
Ooh ooh ooh oooh
Ooh ooh ooh ooh
Ooh ooh ooh oooh…

There’s too many times I have to say
I could have been better and stronger for you and me
You always make me feel okay
Those late summers we spent, stay up talking all night
I’d ask “you think we’d ever make it?”
You’d say “I’m sure if it’s right”
Ain’t it funny to think just how stupid I used to be
Hope you always believe

You still have all of my
You still have all of my
You still have all my heart

You still have all of my
You still have all of my
You still have all my heart

Let them talk and talk and talk
Let them say what they want
We will laugh at the thought they don’t know what we’ve got
Every year that goes by, a year older we are
You’ll still be beautiful then, bless your beautiful heart

They’ll talk and talk and talk
How crazy is it?
Someone could waste their whole life, helplessly,
Just patiently waiting for a love like you and me

You still have all of my
You still have all of my
You still have all my heart

You still have all of my heart
You still have all of my
You still have all of my
You still have all of my heart

You still have all of my.. I’ve been waiting my whole life
You still have all of my
For someone to save me still can’t believe that you’re mine

Kris telah selesai menyanyikan lagu itu. Gadis itu merespon dengan menggerak-gerakkan bibirnya, tapi tak ada suara yang keluar dari sana. Aku yakin dia bisa mendengar suara Kris di dalam tidurnya. Kris lalu mencium bibir gadis itu, kemudian dia memeluknya dan tertidur. Hari itu tidak akan pernah Kris lupakan di dalam hidupnya.

Hurt

Seperti yang kukatakan sejak awal, hubungan apapun tidak akan mampu bertahan lama tanpa adanya komunikasi yang baik. Beberapa minggu terakhir, Kris maupun Jessica tidak dapat membagi waktu mereka untuk bertemu dan berkencan seperti dulu. Mereka sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Kris lebih sering meluangkan waktunya untuk berkumpul bersama teman-temannya. Sementara Jessica, gadis itu memiliki sedikit masalah dengan kesehatannya sehingga dia seperti menghindar untuk bertemu dengan Kris; gadis itu tidak mau terlihat lemah di depan orang yang dia cintai.

Aku yakin, baik Kris maupun Jessica pasti saling merindukan. Tapi ego mereka yang besar seperti memendam rasa rindu itu dalam-dalam. Hari demi hari mereka semakin jarang bertemu, percakapan mereka hanya berlangsung lewat telfon dan itu membosankan. Hambar. Jessica melarang Kris untuk datang kerumah, dia tidak mau lelaki itu tahu keadaannya dan memandangnya dengan tatapan menyedihkan.

Pertengahan Agustus, Jessica mengajak Kris untuk bertemu. Kondisi gadis itu tidak baik, wajah dan bibirnya sedikit pucat, foxy eyes nya tidak bersinar seperti biasa. Namun dia dapat mengakali semua itu dengan balutan make up yang dia sapukan sedemikian rupa. Kecuali matanya, dia tidak dapat melakukan apapun untuk membuat mata itu bersinar kembali. Kris menyanggupi permintaan Jessica, dia datang ke rumah Jessica dengan terburu-buru. Rambutnya tidak sempat ia sisir dan wajahnya terlihat seperti orang yang baru bangun tidur. Dia memang benar-benar baru bangun tidur saat menerima pesan dari Jessica.

“Kris, datanglah kerumahku, aku ingin membicarakan sesuatu.”

Seperti itulah kira-kira pesan yang ditulis oleh Jessica. Begitu selesai membaca pesan tersebut, Kris langsung lompat dari tempat tidurnya, dia memakai baju asal-asalan dan  wajahnya yang baru selesai di cuci pun tak sempat ia keringkan. Lelaki itu langsung mengambil kunci mobilnya lalu segera melaju ke rumah Jessica.

Jessica membukakan pintu untuk Kris, lelaki itu masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu Jessica, gadis itu duduk di depannya. Mereka terdiam selama beberapa detik, Jessica tak berani menatap Kris, dan Kris seperti mengalihkan pandangan nya dari gadis itu; mereka tampak sangat canggung. Sesaat kemudian, Jessica membuka mulut dan bertanya kepada Kris tentang kabar lelaki itu, dan sebaliknya pun Kris bertanya tentang kabar Jessica. Mereka memilih kata ‘baik’ sebagai jawaban mereka. Kemudian hening lagi untuk beberapa saat. Jessica menundukkan kepalanya, dia seperti sedang menyusun kalimat yang ingin diucapkannya kepada Kris. Lelaki itu sedang melihat ke arah lain, namun dia juga sedikit mencuri pandang ke arah Jessica. Gadis itu mengangkat wajahnya perlahan, dia tersenyum melihat Kris. Lelaki di depannya pun membalas senyuman gadis itu, dengan canggung.

“Kulihat kau memiliki banyak teman, Kris.”

“Ah, benar. Tapi mereka semua hanya sebatas teman, tidak lebih.”

Kris langsung mengatakan hal itu mengingat dia juga memiliki banyak teman wanita, dalam fikirannya mungkin Jessica memanggilnya kemari untuk membicarakan kedekatannya dengan teman-teman wanitanya itu. Jessica tersenyum simpul mendengar penjelasan Kris.

“Iya aku tahu itu. Karena kau memiliki banyak teman, jadi kufikir…”

Kalimat Jessica terpotong sejenak, dia berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menyeselesaikan kalimat itu. Kali ini Kris tidak mengalihkan perhatian maupun pandangannya sedikitpun dari gadis itu. Jessica menarik nafas nya sekali lagi, kemudian berkata.

“..jadi kufikir, jika kita tidak bersama lagi, kau tidak akan kesepian..”

Kris membelalakkan matanya saat Jessica menyelesaikan kalimatnya, dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

“A..apa maksudmu?”

“Aku berfikir…”

“Fikiranmu salah Jess!”

Potong Kris. Suaranya lelaki itu terdengar keras seperti membentak, wajahnya memerah dan tangannya mencengkram erat pinggiran sofa yang ia duduki. Jessica menundukkan wajahnya saat mendengar bentakan Kris, gadis itu hampir menangis. Kris tahu benar apa yang akan terjadi, haruskah berakhir seperti ini? Dia tidak ingin dicampakkan untuk kedua kalinya. Hatinya sudah cukup sakit, fikirannya melayang ke masa lalu, suara gadis itu mulai terngiang-ngiang lagi di telinganya.

“Aku ingin mengakhiri hubungan kita, terimakasih untuk semuanya baby rocker, tolong lupakan aku.”

Kalimat itu terus berputar-putar di kepalanya..

“Tidak.. tidak lagi..”

Gumam Kris, matanya hilang fokus; dia benar-benar kacau. Kris beranjak perlahan dari tempat duduknya sambil memegangi kepalanya, dia benar-benar tidak tahan lagi berada disini. Jessica yang sedari tadi memanggilnya pun tidak dia hiraukan, gadis itu berusaha memegangi tubuh Kris, tapi Kris segera menepisnya. Lelaki itu berlari ke mobilnya, dan segera pergi meninggalkan Jessica yang terdiam di ambang pintu rumahnya. Gadis itu menangis memanggil nama Kris..

Seminggu setelah kejadian itu Kris menghilang tanpa jejak, Jessica sudah mencoba menghubunginya, menelfon, mengirim pesan singkat, tapi tak ada respon. Lelaki itu benar-benar sudah dikacaukan oleh ketakutannya sendiri. Jessica bahkan mendatangi rumahnya beberapa kali, tapi rumah itu tampak sepi, entah kemana perginya lelaki itu. Jessica telah mengubah keputusannya, dia tidak ingin kehilangan Kris. Yang ingin dia lakukan adalah menemukan Kris dan meminta maaf. Dia tetap setia menunggu lelaki itu muncul.

Disisi lain, Kris sedang menyendiri di suatu tempat. Dia sedang memikirkan tindakan apa yang seharusnya dia ambil. Otaknya tidak bisa berfikir dengan jernih, lelaki itu ada di dalam pengaruh alkohol dan obat penenang.

“Sebelum dia benar-benar mengakhiri hubungan ini, lebih baik aku saja yang mengakhirinya.”

Itulah yang difikirkan oleh Kris, dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka sebelum Jessica yang mengakhirinya. Bodoh, lelaki itu baru saja membuat sebuah keputusan terbodoh didalam fikirannya. Kris menarik nafasnya dalam-dalam dan memantapkan keputusannya.

“Jadi seperti ini kah akhirnya?”

Kris tersenyum; lebih tepatnya menyeringai. Dia teringat akan janji yang mereka pernah ucapkan di namsan, sekarang janji-janji itu telah berubah menjadi omong kosong semata. Mereka berdua tidak mampu untuk mempertahankan janji itu, mereka terlalu mengutamakan ego dan harga diri; terutama Kris. Ego nya telah mengubur dalam-dalam memori dan rasa cintanya kepada Jessica.

Untuk kesekian kalinya Jessica menghubungi nomer hp Kris, deringnya ada, tapi tidak pernah diangkat oleh lelaki itu. Walau begitu, Jessica tidak menyerah, dia tetap menghubungi Kris dan berharap lelaki itu dengan baik hati mau mengangkat telefon darinya. Jessica menekan tombol redial sekali lagi dan menempelkan ujung gagang telefon itu di telinganya. Nada dering monoton itu mulai terdengar, namun nihil; lelaki itu tidak mengangkatnya.

Jessica menjatuhkan tubuhnya keatas tempat tidur, tangan kirinya masih menggenggam hp miliknya. Mata gadis itu terpejam, angannya melayang kemana-mana; sebagian besar tertuju pada kenangan yang dia ciptakan bersama Kris.

Sesaat kemudian, gadis itu merasakan tangan kirinya bergetar, getaran itu berasal dari hp nya. Jessica mengangkat hpnya untuk melihat siapa yang menelfonnya. Mata gadis itu terfokus pada layar hp nya, matanya menangkap sebuah nama yang sudah sangat tidak asing lagi baginya: ‘Kris©’. Ibu jari gadis itu dengan cepat mengangkat panggilan dari Kris, lalu suara lelaki itu muncul dari seberang sana.

“Halo Jessica.”

“Kris! Akhirnya.. terimakasih Tuhan. Kau kemana saja? Aku benar-benar khawatir, Kris.. kau baik-baik saja kan?”

Jessica benar-benar lega mendengar suara lelaki itu, walaupun suaranya terdengar lemah dan mengkhawatirkan, tapi yang penting adalah Kris telah menelfonnya, dan dia bisa mendengar suara lelaki itu lagi.

Kris menarik nafasnya sejenak saat mendengar rentetan pertanyaan Jessica, lalu berkata..

“Aku ingin mengakhiri hubungan kita, Jess.”

Bukannya menjawab pertanyaan gadis itu, dia malah meminta untuk mengakhiri hubungan mereka. Bodohnya Kris.. aku yakin dia akan menyesali keputusannya untuk melepas Jessica.

Air mata Jessica langsung menetes, lelaki itu bahkan belum menjawab pertanyaannya. Jessica berusaha mengontrol suara isakannya dan membalas perkataan Kris.

“Baiklah jika itu yang kau inginkan Kris.”

“Baiklah”

Kris menyelesaikan panggilan itu dan menaruh hp nya di atas meja. Dia kemudian membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur lalu menutup matanya, dia menggumamkan sesuatu.

“Aku bisa tanpa dia, aku bisa. I still can find another girl, right?

Kris beranjak dari tempat tidurnya, dia menyeringai. Lelaki itu telah siap menjalani hidupnya tanpa Jessica; untuk sekarang.

Jessica menenggelamkan wajahnya di atas bantal, tubuhnya bergetar dan tangannya meremas pinggiran tempat tidur; gadis itu menangis. Dia tahu dia tidak bisa tanpa Kris, dia tidak akan bisa. Dia benar-benar merindukan lelaki itu, bagaimana lelaki itu mengaguminya, memanjakannya, memeluknya dan membelai rambutnya, dan kini dia tidak dapat merasakan semua itu lagi. Lelaki itu telah pergi dan dia tidak dapat melakukan apapun untuk mencegahnya; lebih tepatnya memang gadis itu tidak melakukan apapun untuk mencegah Kris. ‘Baiklah jika itu yang kau inginkan’? Jika kau mencintai seseorang, apakah itu jawaban yang tepat saat orang yang kau cintai itu meminta untuk pergi?

No one can replace you..

Kris dan Jessica kini menempuh jalan mereka masing-masing secara terpisah, sesuai dengan pilihan yang mereka ambil. Mereka benar-benar berpisah, tidak pernah berbicara apalagi bertemu. Ego telah menelan segalanya, rasa cinta maupun kenangan diantara mereka. Omong kosong dengan semua janji yang telah mereka ucapkan kalau akhirnya mereka jugalah yang mengingkari janji itu.

Jessica masih sangat mencintai Kris dan tidak bisa mengenyahkan lelaki itu dari fikirannya barang sedetikpun. Kris benar-benar telah mendominasi otaknya, lelaki itu ada dimana-mana; senyumnya, tawanya, bahkan wajah kesalnya pun masih jelas tergambar di bayangan Jessica, belum memudar sedikitpun. Dia berusaha melupakan semuanya, gadis itu berusaha sangat keras, tapi tidak bisa.. lelaki itu tidak mau menghilang. Dia sudah terbiasa dengan adanya Kris disisinya, dan mengubah kebiasaan itu bukan perkara mudah. Aku tahu benar bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang berharga, saat kau rela melakukan apa saja demi orang itu dan menjadikannya sebuah prioritas dalam hidupmu, saat kau rela mengorbankan banyak hal hanya untuk melihat seseorang itu bahagia, kau benar-benar mencintainya, semua tentang dirinya. Lalu setelah semua pengorbanan itu, dia memutuskan untuk meninggalkanmu. Sanggupkah kau untuk menahan tangismu?

Jessica berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan semua nya, dia tersenyum dan tertawa. Namun semuanya fake. Gadis itu masih sering menangis;  hatinya benar-benar terluka, dan satu-satunya yang dapat menyembuhkannya adalah Kris. Jessica ingin Kris kembali, tapi bagaimana? Lelaki itu bahkan telah memiliki kekasih baru. Jessica tidak ingin merusak kebahagiaan Kris, jika bersama gadis baru itu bisa membuat Kris bahagia, maka biarlah itu terjadi. Kebahagiaan Kris adalah prioritasnya, bukan? Tapi dia melupakan suatu hal yang penting, yaitu kebahagiaannya sendiri.

Jessica sudah cukup menahan ini semua sendiri, kau tidak bisa selamanya menangisi orang yang sudah pergi dan kau tidak bisa mengharapkan orang yang sudah bersama dengan orang lain.

Jessica berdiri di balkon rumahnya, gadis itu menatap jauh ke langit, menembus awan yang sedang menyembunyikan sang bulan; malam itu mendung dan dingin. Tidak ada bintang disana.. orion yang dia berikan pada Kris tidak muncul malam ini. Gadis itu kembali menjatuhkan air matanya, namun dia segera menyekanya. Dia kemudian berkata..

Because there’s already someone who replace me in your heart, I won’t even miss you again, Kris..”

Dia tahu dia tidak cukup kuat untuk itu, tapi dia akan berusaha. Semua bayangan tentang Kris berputar di kepalanya, sangat jelas. Semua kenangan mereka di masa lalu, semua hal yang mereka lakukan bersama, dan cara lelaki itu menatapnya dan menenangkannya. Lalu bayangan itu berganti menjadi bayangan Kris dan kekasih barunya, apakah Kris menatap gadis itu seperti dia menatap Jessica? Menciumnya seperti dia mencium sica? Apakah gadis itu benar-benar telah menggantikan Jessica? Jessica menangis lagi, gadis itu ingin Kris nya kembali, tak bisakah?

Kris menatap gadis di depannya dengan seksama, gadis itu cantik, sopan dan baik sekali, tapi dia dingin dan tidak spesial. Gadis itu berusia empat tahun lebih muda darinya, namanya Suzy. Kris berusaha untuk menatapnya sebagai kekasih, tapi sekeras apapun dia berusaha, gadis itu tetap terlihat seperti adik nya sendiri. Dia tidak bisa mencintai gadis itu, sebanyak apapun dia mencoba.

“Oppa? Apakah kau baik-baik saja?”

“A..ah iya aku baik-baik saja, Zy. Cepat habiskan es krim mu, sepertinya sebentar lagi hujan akan turun.”

“Baiklah oppa..”

Kris berhenti menatapinya, Suzy tidak bisa memberinya sesuatu seperti yang ia dapatkan dari Jessica, yaitu kenyamanan. Jessica tahu benar bagaimana cara menghadapi Kris, bagaimana cara menenangkannya saat dia sedih, marah atau tertekan. Jessica tahu semua itu. Kris merindukan saat dia di perhatikan oleh Jessica, bagaimana usaha gadis itu untuk membuat Kris kembali tersenyum. Suzy tidak dapat menggantikan Jessica. Pada akhirnya Kris menyerah kepada Suzy, she’s not his style.

Hampir dua bulan berlalu, Kris dan Jessica tidak pernah bertemu lagi sejak kejadian di rumah Jessica, dan mereka tidak pernah berkomunikasi lagi sejak percakapan mereka di telefon waktu itu. Aku sangat yakin, bukan hanya Jessica yang merindukan Kris, tapi Kris pun merindukan Jessica. Lelaki itu baru menyadari bahwa tidak ada yang dapat menggantikan Jessica, gadis itu adalah potongan puzzlenya yang hilang, hanya gadis itu yang dapat melengkapinya. Kris perlahan mulai membuang egonya sedikit demi sedikit, Kris ingin Jessicanya kembali. Tapi maukah gadis itu kembali lagi kepadanya? Kris sudah terlalu banyak menyakitinya.

Jessica membuka matanya perlahan, sinar mentari pagi masuk melalui celah jendela; menyilaukan. Membuat gadis itu memicingkan mata nya kembali. Dia dengan perlahan bangkit dari tempat tidurnya, sedikit menguap sambil menggosok-gosok matanya. Gadis itu berjalan terseok ke kamar mandi, kemudian melakukan semua hal yang dia perlukan disana. Setengah jam kemudian dia keluar dari kamar mandi itu, tubuhnya hanya terbalut handuk merah jambu dari dada ke pertengahan paha. Rambutnya diikat asal-asalan ke atas, mempertontonkan punggung dan leher indahnya secara vulgar. Dia lalu berjalan ke nakas dan mengambil hp nya, hanya sekedar memeriksa. ‘Satu pesan  belum dibaca.’ Jessica kemudian membuka pesan itu. Sesaat kemudian matanya terbelalak, ekspresi gadis itu tidak dapat di tebak; dia terlihat bahagia, tapi ada air mata yang menggenangi pelupuk matanya. Bibir gadis itu bergetar, tangannya masih memegangi hp, dia mendudukkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menutupi wajahnya, kemudian tangis nya meledak. Dia memukul-mukul tubuh nya sendiri sambil mengatakan ‘Is it a dream? Wake up jess! Its must be a dream..’ kemudian matanya melirik lagi ke layar hp nya, dia kembali membaca pesan singkat itu, kemudian menangis lagi.

From: Kris<3

Message: I miss you, do you miss me like I do?

Jessica sulit untuk mempercayai nya, apakah benar Kris yang mengirimkan pesan itu? Atau mungkin lelaki itu hanya ingin mempermainkannya? Jari Jessica dengan lincah mengetikkan pesan balasan untuk Kris.

To: Kris<3

Message: I miss you too..

Lalu tidak sampai satu menit kemudian, hp Jessica bergetar lagi.

From: Kris<3

Message: Please wait for me, Jess

“‘Please wait for me’? Apa sebenarnya maksud lelaki itu? Apakah dia hanya mempermainkanku?”

Jessica benar-benar bingung, dia takut kalau lelaki itu hanya mempermainkannya, bagaimanapun juga lelaki itulah yang telah membuatnya menjadi seperti ini, tapi disisi lain Jessica juga merasa senang karena Kris juga merindukannya

To: Kris<3

Message: Apa maksud mu Kris?

Di tempat lain Kris sedang menahan senyumnya di depan Suzy, matanya tetap melihat ke layar hp. Kemudian jari-jari panjangnya secepat kilat mengetikkan pesan balasan untuk Jessica.

To: MaoMao

Message: Bisakah kau menungguku? Aku mencintaimu, jess. Aku akan memutuskan hubunganku dengan Suzy secepatnya, aku hanya menunggu waktu yang tepat.

Kris tersenyum puas setelah mengirim pesan tersebut, Suzy yang duduk di depannya tidak memperhatikan, gadis itu sedang asyik membaca komik kesukaannya.

Sementara di seberang sana, seorang gadis tengah mengatur nafasnya dan memegangi dadanya, air matanya terus keluar, dia terlihat shock. Gadis itu kemudian tersenyum lalu menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dan menangis sejadi-jadinya. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang barusan di bacanya.

“..Kris tidak sedang bercanda kan.. dia tidak sedang mempermainkanku kan?”

Jessica terus menggumamkan kalimat itu di tengah-tengah tangisnya, tubuhnya bergetar dan wajahnya di tutupi dengan bantal. Aku berani menjamin bahwa lelaki itu tidak sedang bercanda, dia benar-benar serius dengan apa yang dikatakannya. Dan Jessica tentu saja ingin memastikan semuanya, dia tidak mau semua ini hanya menjadi ilusi kemudian lenyap, kalau benar Kris serius dengan perkataannya, maka buktikanlah.

Lelaki itu sudah menyiapkan sebuah rencana, semua hal yang dia perlukan untuk membuat Jessica percaya kepadanya sudah di siapkan, hanya tinggal menunggu waktu. Pertama-tama yang harus dilakukannya adalah putus dengan Suzy, and done. Kris dengan senang hati melakukannya.

Kris melihat gadis di depannya, gadis itu tidak bersalah.. tapi Kris terpaksa harus mengorbankan perasaan gadis itu demi kebahagiaannya. Bagaimana kau bisa mencintai seseorang jika kau tidak nyaman bila bersamanya? Tidak ada yang baik dari sebuah keterpaksaan, kan?

Jessica mengusap wajahnya yang basah dengan handuk, kemudian membalas pesan untuk lelaki itu.

To: Kris<3

Message: Kau tidak sedang bercanda kan Kris? Aku.. juga mencintaimu.

Kris sudah tahu itu, Kris tahu kalau Jessica masih mencintainya. Lelaki itu tahu dari teman-teman Jessica. Mereka menyampaikan kepada Kris kalau Jessica kini berubah, dia lebih banyak diam dan termenung. Jessica sering menyebut-nyebut nama Kris saat dia tertidur, semua itu cukup jelas bahwa Jessica masih mencintai Kris.

Kris sudah memantapkan keputusannya, yang dia butuhkan hanyalah berada di sisi Jessica, membahagiakan dan dibahagiakan oleh Jessica, hanya Jessica. Kemudian lelaki itu membalas pesan tersebut.

To: MaoMao

Message: Aku sangat serius dengan apa yang kukatakan. Tunggu aku jess.

Jessica sangat mencintai Kris, dan kini dia mengetahui bahwa lelaki itu juga masih mencintainya. Mereka telah terbebas dari ego yang menjadi sekat diantara mereka, menenggelamkan perasaan mereka masing-masing hingga jauh ke dasar dan lenyap; untuk sementara. Pada akhirnya mereka menyadari bahwa mereka memang seharusnya bersatu, dan saling melengkapi satu sama lain.

 Dan pada tanggal 31 Oktober, di tanggal yang sama untuk hari anniversary mereka, Kris dan Jessica akhirnya kembali bersama lagi. Kris mengajak Jessica pergi ke namsan tower, lelaki itu mengajak Jessica untuk bernostalgia dan dia membuat gadis itu mengingat semuanya, bagaimana awalnya mereka bertemu, hingga akhirnya berpacaran. Tidak ada kecanggungan lagi diantara mereka karena sebelumnya mereka telah berkencan diam-diam ke kebun binatang, waktu itu Kris masih berpacaran dengan Suzy. Tapi sekarang, lelaki itu tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan gadis manapun. Yang dia inginkan hanyalah Jessica nya, and he got her.

Kris menyuruh gadis itu diam sampai dia selesai berbicara, gadis itu menurutinya. Dia hanya diam saja, matanya menatap mata Kris; dia tidak menemukan sedikit pun kebohongan disana, yang ada hanyalah ketulusan dan cinta. Jessica berusaha keras untuk menahan tangisnya saat mendengar kata demi kata yang Kris ucapkan. Sejak kapan lelaki itu pandai merangkai kata? Tangan Jessica meremasi ujung jaketnya dengan gugup, dia bersumpah akan memeluk Kris setelah ini, lelaki itu benar-benar telah menerbangkannya jauh menembus awan. Jessica terus menatapi lelaki di depannya, mata gadis itu berkaca-kaca. Sulit sekali rasanya bagi Jessica untuk mempercayai bahwa ini bukanlah mimpi, apa benar Kris telah kembali kepadanya? Jika benar, dia bersumpah tidak akan membiarkan lelaki itu pergi lagi. Dan pada puncaknya, lelaki itu bertanya pada Jessica..

“So jess, can you give me one more chance?”

Gadis itu menganggukkan kepalanya, tangisnya pecah. Kris segera menarik Jessica ke pelukannya, mengelus punggung gadis itu dan mencoba untuk menenangkannya. Jessica menenggelamkan wajahnya di dada Kris, dia merasakan degup jantung Kris dan hangatnya tubuh lelaki itu, segalanya yang dapat membuat dia tenang kini telah dia dapatkan kembali. Kehilangan sesuatu yang berharga dapat membuat kita menyadari betapa pentingnya sesuatu itu bagi diri kita. Dan beruntung bagi Kris dan Jessica, mereka masih dapat memiliki kembali sesuatu yang hilang tersebut.

“I love you, Kris..”

“I love you more jess..”

An Unbreakable Promise

Janji hanyalah sebatas omong kosong apabila orang yang berjanji tidak memiliki niat untuk menepati, menurutku janji yang memerlukan niat paling kuat adalah janji suci yang di ucapkan sepasang manusia saat pernikahan, dimana mereka berjanji untuk selalu bersama saat sedih maupun senang, sakit atau sehat, kaya atau miskin dan berjanji untuk melindungi dan melengkapi satu sama lain atas nama Tuhan. Dengan janji semacam itu, Kris yakin dia tidak akan pernah kehilangan Jessica lagi, setidaknya sampai ajal yang memisahkan mereka.

Kris telah memutuskan untuk melamar Jessica, menjadikan nya sebagai seorang istri dan mengikat gadis itu erat-erat dengan tali pernikahan. Kris telah menyiapkan semuanya, dia telah memesan cincin bertahtakan batu Amethyst, Diamond, Onyx, Ruby, dan Emerald, dan dia menyebutnya “A.D.O.R.E ring”,because he does adore that girl.

Jessica pantas mendapatkan segalanya, gadis itu teramat sangat spesial untuk Kris. Kris telah menyiapkan semua, yang dia perlukan hanyalah timing yang tepat dan Kris memilih malam tahun baru untuk melamar gadis itu. Tanggal 31, bertepatan dengan hari anniversary mereka.

…..

Kris menyimpan cincin itu di dalam sakunya sambil berjalan ke arah mobilnya, dia terlihat tergesa-gesa. Hari ini adalah hari yang dia tunggu-tunggu. Sebelumnya lelaki itu telah membuat Jessica kesal, dia sengaja mengingkari janjinya; gadis itu memintanya untuk bernyanyi untuk menyambutnya saat dia kembali dari USA, tapi Kris tidak melakukannya. Lelaki itu malah pergi entah kemana dan tidak menjemput Jessica. Itu semua adalah bagian dari rencana Kris, dia juga menyuruh beberapa temannya untuk mengirimi pesan singkat ke nomer hp gadis itu, pesan yang dikirim adalah ucapan Anniversary dan beberapa kata romantis. Kris bahkan sempat mengirim 31 tangkai bunga mawar merah ke rumah gadis itu, temannya yang menghantarkan. Temannya memastikan bahwa Jessica telah menerima mawar tersebut.

Kris mengendarai mobilnya ke arah sebuah café di Busan, dia telah menyewa café itu dan menyiapkan semuanya disana. Lelaki itu memegangi sakunya yang berisi cincin, sebentar lagi dia akan melamar gadis itu. Kris tidak bisa berhenti tersenyum, lelaki itu sangat excited, yang ada di dalam fikirannya hanyalah Jessica, Jessica, dan Jessica. Gadis itu benar-benar telah menguasai fikirannya. Kris mengambil hp nya dan menekan sebuah nomer, itu adalah nomer temannya yang lain. Nada dering monoton itu mulai terdengar, kemudian terdengar suara berat di seberang sana setelah dering kedua.

“Yeoboseyo, hyung! Bagaimana?”

“Yeol, jemput Jessica sekarang. Aku sedang menuju ke lokasi, kuharap kalian hadir sebelum jam 8 malam.”

“Baiklah hyung, aku segera menuju kerumahnya.”

“Ingat! Jangan macam-macam dengan gadisku!”

“Iya hyung.. kau ini berlebihan sekali”

Chanyeol segera menyeselesaikan panggilan itu dan menyimpan hp nya sebelum Kris mengoceh lebih lama lagi.

“Haish hyung itu.. menyebalkan sekali.”

Chanyeol berdecak kesal sambil menyalakan mesin mobilnya kemudian dia melaju kencang ke rumah Jessica untuk menjemputnya. Kris yang telah menugaskannya untuk menjadi supir sehari dan Chanyeol dengan senang hati menerima tugas itu. Yang perlu dia lakukan hanyalah menjemput Jessica dan menghantarkannya ke café di Busan itu.

Kris hampir sampai di café, dia ingin memeriksa segalanya dan memastikan semua sempurna.

“Yak Chanyeol! Berani-beraninya dia menutup telfon ku seperti itu. Aku kan belum selesai berbicara haish..”

Kris kembali mengantongi hp nya, jika saja Chanyeol disini pasti dia sudah menendang lelaki itu.

Pukul 6.54 p.m, Kris telah sampai di restoran itu, semua sudah tertata rapi sesuai dengan yang ia inginkan. Dia hanya menyewa lantai dua dari restoran itu, dengan tujuan agar dia dan Jessica bisa menyaksikan pesta kembang api dengan jelas, biar bagaimanapun ini adalah malam tahun baru, pasti ada kembang api di sana. Meja dan kursi sudah disiapkan, seperangkat proyektor serta speaker pun sudah tersusun rapi, Kris telah menyiapkan video untuk di putar disana. Lelaki itu membuat video itu sendiri, berisi kumpulan foto Kris dan Jessica dan kata-kata yang menggambarkan perasaannya. He wants to confess everything to her. Backsound dari video itu adalah lagu dari Westlife yang berjudul Beautiful in White.

Kris tersenyum melihat sekelilingnya, ruangan café itu bernuansa gold dan merah, lampu-lampu menyinari ruangan itu dengan sempurna, dan bila video itu diputar, lampu-lampu itu akan meredup. Dia sudah tidak sabar ingin berlutut di depan gadis itu.

Chanyeol sudah sampai di depan rumah Jessica, dia melangkah ke depan pintu gadis itu kemudian mengetuknya keras-keras.

“Annyeong noona~”

Suaranya bass nya menggema hingga ke dalam rumah, Jessica mendengar nya dari dalam kamar dan perlahan-lahan bangkit dari tempat tidurnya, gadis itu berantakan sekali; dia terlihat tidak sehat. Jessica berjalan ke pintu depan dan membukakan pintu untuk Chanyeol.

“Noona! Kau harus ikut aku sekarang!!”

Chanyeol dengan creepy smile nya menyambut Jessica di balik pintu, gadis itu reflek mundur dua langkah saat melihat wajah Chanyeol.

“Chanyeol ah.. apa yang kau lakukan?”

“Kris hyung menung…”

Chanyeol belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Jessica langsung memotong kata-kata lelaki itu dengan suara nya yang melengking.

“Jangan sebut nama lelaki itu! Aku benci padanya!”

Kata Jessica sambil mengerucutkan bibirnya, Chanyeol terdiam mendengar suara gadis itu. Sesaat kemudian Jessica membanting pintu di harapan Chanyeol, kemudian dia berteriak dari dalam rumah..

“Aku tak ingin menemuinya dasar tukang ingkar janji!!!”

Chanyeol masih ternganga di depan pintu, dia tidak tahu kalau membawa Jessica itu tidak semudah yang dia fikirkan. Jari jarinya kemudian menekan nomer hp Kris, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan pada saat seperti ini.

“Kris hyung!”

“Yak Chanyeol! Mengapa kau tadi mematikan telfonku hah?”

“Haish hyung.. ada masalah yang lebih penting! Jessi noona tidak mau bertemu denganmu, dia bilang kau adalah tukang ingkar janji.”

Chanyeol memelankan suaranya saat menyebut kata ingkar janji, Kris diseberang sana masih terdiam. Dia tidak tahu kalau gadis itu akan menjadi sangat kesal.”

“Baiklah Chanyeol, tolong tunggu disitu.”

“Baik hyung.”

Sesuai perintah Kris, Chanyeol masuk ke dalam mobilnya dan menunggu.

Kris memencet nomer Jessica, dia benar-benar cemas saat ini. Bagaimana kalau Jessica benar-benar tidak mau datang? Sesuai dengan perkiraan, gadis itu mereject panggilan dari Kris. Wajah Kris sangat panik, dia kemudian mengirimkan pesan teks kepada gadis itu.

To: MaoMao

Message: Jess tolong ikut bersama Chanyeol, aku punya sesuatu untukmu disini. Datanglah..

Jessica membaca pesan yang baru masuk tersebut malas-malasan. Dia tidak mau membalas pesan Kris, gadis itu benar-benar kesal kepada kekasihnya. Tapi Kris tidak menyerah, dia tetap membanjiri hp Jessica dengan pesan teks dan panggilan masuk. Jessica akhirnya bergeming, dia membalas pesan Kris.

To: Kris<3

Message: Tidak mau.

Kris benar-benar frustasi saat membaca pesan itu, Jessica benar-benar kesal. Rencana malam ini tidak boleh gagal, dia telah menyiapkan semuanya dengan susah payah. Kris mencoba untuk menelfon Jessica lagi, dan akhirnya gadis itu mengangkatnya.

“Hmm?”

“Jess tolonglah, datanglah kemari bersama Chanyeol, I’m begging you baby, please..

Nada suara Kris terdengar putus asa, tapi Jessica berusaha mempertahankan dirinya agar tidak luluh kepada Kris, gadis itu benar-benar kesal. Hari ini dia harus pulang sendiri dari bandara, padahal kemarin malamnya lelaki itu telah berjanji untuk menjemputnya. Dan lagi, Kris tidak menyanyikan lagu untuk Jessica sesuai dengan janjinya.

“Aku tidak mau..”

Kris menarik nafasnya dalam-dalam, dia mencoba untuk mengontrol emosinya dan tetap berbicara lembut kepada Jessica.

“Tolong lah jess, aku sudah menyiapkan segalanya. Maafkan aku karena ingkar janji kepadamu, tapi aku telah menyiapkan sesuatu yang lebih spesial dari pada sebuah nyanyian.”

“Benarkah? Aku tidak tertarik.”

Kris kali ini sudah sampai batas kesabarannya, dia benar-benar kesal dan frustasi karena gadis itu. Dia mencengkram pegangan kursi di sebelahnya dan berkata pada Jessica dengan suara keras,

“Tolong datang jess, aku benar-benar lelah menyiapkan semua ini, kau hanya perlu datang, tak bisakah!?”

 Jessica terdiam mendengar ucapak Kris, gadis itu down. Dia sangat ingin datang ke tempat itu, dia benar-benar ingin. Tapi kondisinya melarangnya untuk pergi kemanapun; gadis itu harus diam dirumah sampai kondisinya membaik. Tapi Kris tidak tahu hal itu. Well.. dia tahu bahwa Jessica pergi ke Amerika untuk penyembuhan, tapi dia berfikir bahwa bila Jessica sudah kembali berarti Jessica sudah sembuh.

“Baiklah, jika itu yang kau inginkan. Kau ingin aku pergi kesana kan? Aku akan mengabaikan kondisiku dan menemuimu sekarang juga.”

Kris tidak mengerti apa maksud Jessica, memangnya ada apa dengan kondisi gadis itu? Apa dia belum sembuh?

“Jess.. apa maksudmu?”

“Aku sakit Kris, aku tidak diperbolehkan keluar rumah untuk beberapa hari. Aku fikir kau bisa memahami kondisiku, ternyata kau egois sekali.”

Kris terdiam mendengar penjelasan Jessica, sekarang lelaki itu sangat merasa bersalah. Dia bukannya tidak memahami Jessica, hanya saja dia tidak tahu kalau Jessica masih sakit. Kris memegangi kepalanya, dia pusing memikirkan semua ini, dia tidak bisa melanjutkan rencananya. Jessica tidak bisa hadir ke café ini dan tidak ada yang bisa disalahkan. Mungkin sebaiknya Kris menunda acara lamaran ini dan menunggu sampai Jessica sembuh.

“A..aku tidak tahu jess, jeongmal mianhae.. aku benar-benar tidak tahu. Kufikir kau sudah sembuh.. jess tolong maafkan aku, aku sangat memahami mu jess. Jessica, you still there? Baiklah kau tidak perlu datang kemari, aku akan menunda semua ini sampai kau sembuh jess. Maafkan aku..”

“Tidak apa-apa Kris, aku sudah menyuruh Tabi oppa kesana dan merekam semuanya untukku. Kau tidak perlu repot untuk menunda dan mengulang semuanya dari awal.”

Jeongmal? Baiklah akan kutunggu jess..”

15 menit kemudian seorang pria tinggi dan tampan memasuki ruang atas café itu dengan stelan kantor dan dasi hitam yang rapih; mungkin saja dia memang baru pulang dari kantor. Lelaki itu adalah kakak angkat Jessica, dia dimintai tolong oleh gadis itu untuk merekamkan semua yang telah dipersiapkan Kris untuk dirinya. Tabi hanya tersenyum saat melihat Kris, Kris balas tersenyum dan mempersilahkan lelaki itu untuk mulai. Lelaki itupun mengambil handy cam dari dalam sakunya dan mulai merekam Kris dan sekeliling ruangan tersebut. Kris tidak melihat ke kamera, kemudian lelaki itu mengalihkan kameranya ke arah layar yang sudah hidup dan mulai memutar video yang Kris buat.

Video berdurasi 3.50 itu telah selesai diputar, Tabi sedikit terkejut saat melihat tulisan “Will you marry me?” di akhir slide tersebut, kemudian dia mengucapkan selamat kepada Kris. Hanya itu saja, lalu dia mengirimkan video yang baru saja di rekamnya kepada Jessica.

Setelah selesai, Kris menyalami hyung nya itu dan ikut keluar dari ruangan tersebut. Kris ingin kerumah Jessica secepatnya, sebenarnya dia sangat khawatir dengan kondisi Jessica dan yang paling utama dia ingin meminta maaf kepada gadis itu. Kris membatalkan semua yang telah dipesannya lalu berjalan ke mobilnya. Dia memacu mobil itu dengan cepat, sebelumnya dia sudah mengirim pesan teks kepada Chanyeol untuk pulang saja, misi telah selesai. Chanyeol hanya membalas ‘oke hyung’ lalu mungkin dia pulang.

Sementara Jessica kini sedang menangis dirumahnya, dia baru saja selesai menonton video itu. Jessica tidak menyangka bahwa itulah yang dimaksud oleh Kris, dia menyesal tidak bisa datang ke sana dan melihatnya secara langsung. Gadis itu benar-benar ingin memeluk Kris sekarang juga, dia membenci bagaimana lelaki itu bisa membuat perasaannya naik turun seperti ini.

Saat itu juga seseorang mengetuk pintu rumah Jessica, tidak ada suara yang memanggil namanya dari sana, hanya ketukan pintu yang Jessica dengar. Gadis itu menghapus air matanya dan segera berlari menuju pintu, tubuhnya terasa lebih kuat sekarang.

Kris menunggu di depan pintu rumah Jessica sambil memegangi kotak cincin di belakang punggungnya, lelaki itu sudah tidak sabar untuk melamar Jessica, dia sejak tadi terus menunjukkan gummy smile nya; pertanda dia bahagia. Perlahan-lahan suara langkah kaki mendekat dari balik pintu, kemudian suara engsel pintu di putar, pintu rumah tersebut mulai terbuka perlahan. Kris bisa melihat dengan samar sosok yang tengah berdiri di balik pintu tersebut, kemudian secara tiba-tiba pintu itu di hentakkan ke belakang sehingga terbuka lebar, Kris terkejut mendengar suara hentakan pintu itu, dan belum selesai dia terkejut, gadis dibalik pintu dari menghambur kearahnya dan memeluknya erat-erat. Itu adalah Jessica nya, gadis itu tengah memeluknya sekarang. Kris merasa sangat lega saat melihat gadis itu sudah tidak marah lagi kepadanya, dan yang paling penting adalah gadis itu baik-baik saja.

Jessica melepaskan pelukannya dan berdiri di depan Kris, wajahnya basah oleh air mata dan pipinya merona. Kris mengeluarkan sesuatu yang sedari tadi dia sembunyikan di belakang punggungnya, kemudian dia berlutut. Jessica menutupi mulutnya dengan telapak tangan, gadis itu berusaha untuk menahan tangisnya. Kris membuka kotak cincin itu perlahan, menunjukkan cincin berlapis emas putih indah dengan lima permata diatasnya, “A.D.O.R.E ring”. Jessica tidak mengeluarkan sepatah katapun, dia tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari gerakan Kris. Dia sudah bisa menebak apa yang akan Kris katakan setelah ini.

“So.. will you marry me, Jessica?”

Benar, tebakan Jessica benar. Lelaki itu baru saja meminta Jessica untuk menikah dengannya. Dan sudah tentu Jessica menjawab iya.

Kris memasangkan cincin itu di jari manis kiri Jessica, kemudian memeluknya erat. Dia kini semakin dekat dengan rencananya untuk menikahi gadis itu. And when it happens, there’s none who can separate them.

Jessica dan Kris menghabiskan malam mereka di balkon kamar Jessica, mereka membicarakan tentang masa depan sambil menikmati pesta kembang api malam tahun baru dengan status baru mereka yaitu bertunangan.

Wedding day

Hari yang mereka tentukan telah tiba, setelah perundingan yang cukup panjang akhirnya Jessica dan Kris memutuskan tanggal 18 Januari 2014 sebagai hari pernikahan mereka. Mereka berdua telah menyiapkan pernikahan ini dengan matang, semua sudah lengkap. Sekarang mereka hanya tinggal selangkah untuk mengucapkan janji suci itu.

Jessica tengah memakai gaun pengantinnya dengan dibantu oleh beberapa teman dan juga stylist. Gaun gadis itu cukup simple, tapi tidak mengurangi nilai estetikanya. Gadis itu mengenakan gaun pernikahan panjang berwarna keemasan, sesuai dengan tema yang mereka pakai. Potongan atas gaun tersebut mempertontonkan dadanya yang putih dan pongah. Gaya rambut dan make up nya membuat Jessica terlihat seperti seorang malaikat keemasan, gold everywhere.. Kris pasti akan terpesona melihat gadis itu saat dia berjalan di altar nanti.

Sedangkan Kris diruangan terpisah sedang duduk di depan cermin, dia dibantu oleh seorang stylist untuk menata rambutnya. Dia juga sudah mengenakan pakaiannya dari tadi yaitu tuxedo hitam ala Count Dracula, namun ekspresinya sangat tidak menggambarkan Count Dracula yang menyeramkan dengan aura gelap penuh kebencian; lelaki itu tengah menunjukkan ekspresi bahagianya. Senyum nya terus mengembang, dia sudah tidak sabar untuk mengucapkan kata “I do” dan kemudian mencium Jessica di depan semua orang. Dia benar-benar sudah tidak sabar.

Pernikahan itu mereka gelar di malam hari, temanya adalah Vampire Wedding dimana warna merah dan hitam sangat mendominasi ruangan pernikahan mereka. Saat Jessica muncul, dia akan menjadi sorotan semua mata, karena hanya dia sendiri yang akan berwarna keemasan. She’s the queen tonight, and Kris is the king. Jadi mereka harus lebih mencolok dari semua orang.

Malam itu pukul 6.30 p.m, tamu undangan sudah banyak yang hadir di acara pernikahan itu. Para wanita mengenakan gaun merah sedangkan yang pria mengenakan tuxedo hitam. Gedung itu telah dipadati oleh ribuan tamu yang merupakan keluarga, rekan bisnis, dan teman-teman dari Kris dan Jessica. Para tamu dipersilahkan duduk oleh pembawa acara karena sebentar lagi acara akan dimulai. Pendeta muncul dari balik tirai dan berjalan ke podium, lampu sorot mengiringi langkah pendeta tersebut hingga dia berdiri tegak di atas podium. Saat dilihat lebih jelas lagi, ternyata pendeta tersebut adalah Tabi yang merupakan oppa angkat dari Jessica sendiri. Lalu kemudian pembawa acara mempersilahkan mempelai pria untuk berjalan ke altar.

“Mempelai pria dipersilahkan memasuki ruangan dan berjalan di altar.”

Saat mendengar aba-aba tersebut, Kris segera memasuki ruangan dan disambut dengan lampu sorot. Ruangan itu cukup gelap dan Kris tidak bisa memandang kemana-mana. Yang disinari hanyalah altar dan podium tempat pendeta berdiri. Kris sedikit memicingkan matanya akibat lampu sorot itu terlalu menyilaukan. Dia mulai berjalan perlahan, aku rasa dia menganggap altar itu adalah catwalk untuknya, cara berjalannya seperti model professional saja. Kris berjalan di altar dengan diiringi oleh suara permainan orchestra dari band ternama di korea. Tamu undangan dengan seksama memperhatikan lelaki itu, mata mereka hanya terfokus pada satu titik, yaitu Kris. Lelaki itu memang terlihat tampan sekali malam ini. Kris berdiri di sebelah kiri pendeta sambil memegangi tangannya. Di belakangnya terlihat Chanyeol yang pada hari ini bertugas menjadi pendamping mempelai pria sekaligus pembawa cincin. Keajaiban yang terjadi pada hari ini adalah ekspresi Kris bahkan terlihat lebih bahagia dari pada Chanyeol. Jelas saja, ini adalah hari pernikahannya.

Sesaat kemudian pembawa acara memberi isyarat kepada mempelai wanita untuk memasuki ruangan dan berjalan di altar.

“Mempelai wanita dipersilahkan memasuki ruangan dan berjalan di altar.”

Mata Kris fokus ke arah pintu di ujung altar, begitu pula dengan seluruh tamu undangan. Mereka penasaran bagaimana penampilan mempelai wanita baik riasannya, gaunnya, wajahnya, semuanya. Sesuai dengan isyarat yang di berikan, Jessica perlahan memasuki ruangan tersebut dan berjalan pelan diatas altar, tangannya memegang sebucket bunga mawar merah darah yang sangat kontras dengan kulitnya, gadis itu benar-benar terlihat seperti malaikat keemasan. Lampu sorot membimbing langkahnya menuju Kris yang sedang tersenyum melihatnya dari seberang sana. Di belakang Jessica terlihat adiknya yaitu Soo Jung yang tengah memegangi gaun Jessica, gadis itu mengenakan gaun merah panjang yang melekat sempurna di tubuhnya, membuatnya terlihat seperti putri mawar. Jessica terus berjalan perlahan ke arah Kris, para tamu kagum melihat gadis itu, dia benar-benar cantik.

Kris menjulurkan tangannya untuk menyambut Jessica, gadis itu meraih tangan Kris kemudian berdiri di sebelah kanan pendeta. Musik dari orchestra berhenti, pertanda acara utama akan segera dimulai. Sang pendeta memberi kata sambutan untuk seluruh tamu yang hadir pada malam itu, menjelaskan apa arti dari pernikahan lalu mereka berdo’a bersama. Setelah selesai, pendeta memberikan isyarat kepada Kris dan Jessica untuk menghadap ke arahnya; mereka pun menurutinya.

Prosesi pernikahan segera dimulai, wajah Jessica dan Kris tampak begitu serius, tapi mereka tidak bisa menyembunyikan sinar kebahagiaan dari mata mereka. Tangan mereka berpegangan satu sama lain, mencoba untuk menenangkan diri mereka masing-masing. Tangan besar Kris memberikan rasa aman dan dan terlindungi kepada Jessica, sementara tangan halus Jessica membuat Kris merasa tenang dan nyaman. Pendeta membuka mulutnya dan hendak berbicara, satu persatu kalimat mulai terucap dari mulutnya.

Wu Yi Fan, do you accept Jung Soo Yeon as your wedded wife, to have and hold her from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish ‘till death separate you, and pledge her your faithfulness?”

Jantung Kris berdegup kencang sekali, dia sangat gugup dan meremas pelan tangan Jessica, gadis itu menyadarinya dan membelai lembut tangan lelaki itu, satu gerakan yang dapat menenangkan Kris. Degup jantungnya kembali normal, lelaki itu kemudian dengan lantang menjawab.

“Yes, I do!”

Kemudian pendeta itu beralih ke Jessica, Kris gentian membelai tangan gadis itu untuk menenangkannya. Jessica menatap pendeta itu dengan serius, wajahnya terlihat sangat optimis. Pendeta itu mengajukan pertanyaan yang sama kepada Jessica.

Jung Soo Yeon, do you accept Wu Yi Fan as your wedded husband, to have and hold him from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish ‘till death separate you, and pledge him your faithfulness?”

“Yes, I do~”

Sang pendeta kemudian menyuruh Kris untuk memasangkan cincin pernikahan ke jari manis Jessica, Kris melihat kebelakang dan meminta cincin itu dari chanyeol, lelaki di belakang nya itu memberikan kotak cincin dengan senang hati. Kris mengambil kotak itu dan tersenyum kepada Jessica, dia membukanya perlahan dan terlihatlah sebuah cincin emas dengan batu amethyst, diamond, onyx, ruby dan emerald yang disusun melingkar diatasnya, di dalam cincin itu terdapat inisial Kris yaitu WYF, sementara cincin Kris berukuran lebih besar, cincin emas polos dengan inisial JSY di dalamnya. Kris memasangkan cincin itu ke jari manis Jessica, kemudian sebaliknya Jessica memasangkan cincin yang satunya lagi ke jari manis Kris.

“Now, you may kiss your wife..”

Sesuai dengan adat, pendeta itu menyuruh Kris untuk mencium Jessica di depan semua tamu. Kris menatap wajah Jessica, gadis itu dapat merasakan pipinya mulai merona di bawah balutan make up nya. Jessica balas menatap Kris.

Kiss me, Kris..”

Kris lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Jessica, tangannya membelai pipi gadis itu lembut, Jessica refleks menutup matanya perlahan dan mengalungkan tangannya di leher Kris. Wajah Kris semakin mendekat, Jessica bisa merasakan hembusan nafas Kris menerpa wajahnya, hangat.. Kris lalu mencium bibir Jessica dengan lembut, Jessica membalas ciuman Kris dengan sedikit lumatan. Kris tersenyum disela-sela ciuman mereka kemudian dia membiarkan bibir mereka menyatu seperti itu selama beberapa detik lalu melepaskannya. Akhir dari ciuman mereka diiringi oleh riuh tepuk tangan dan siulan para tamu undangan. Jessica menutupi wajahnya dengan telapak tangannya, gadis itu sangat malu sekarang. Kemudian pendeta memecah keriuhan mereka dengan berkata.

“Kalian berdua sekarang resmi menjadi suami istri.”

Tamu undangan kembali memberi tepuk tangan yang meriah untuk mereka berdua, ucapan-ucapan selamat serta do’a bercampur dengan suara tepuk tangan tersebut. Kris menggenggam tangan Jessica dan melihat foxy eyes miliknya, mata itu sedikit basah, Kris tahu Jessica sedang berusaha untuk menahan tangis bahagianya.

“You’re my wife now jess..”

“Yes Kris.. and you’re my husband..”

Kris mengeratkan genggaman tangannya pada Jessica, gadis itu membalasnya dengan membelai tangan Kris lembut. Tatapan mereka bertemu dan akhirnya saling bertukar senyuman. Mereka sudah jauh lebih tenang sekarang, tidak ada lagi rasa gugup yang membatasi gerakan mereka. And the most important thing is, they’re already got their unbreakable promise. Hal yang harus mereka lakukan sekarang adalah menjaga hubungan mereka agar tetap indah, dan seperti sumpah yang telah mereka sepakati sebelumnya; to love and to cherish ‘till death separate you, mereka harus mencintai dan menghargai sampai maut memisahkan. Tidak ada diantara mereka yang keberatan dengan hal itu, kan? They already said “Yes, I do.”  Dengan Tuhan sebagai saksi.

 Kris lalu menarik perlahan tubuh gadis itu kedalam pelukannya, kemudian dia berbisik.

Jeongmal saranghae, Jessica-ya..”

“Nado Jeongmal saranghae Kris-ah..”

Its not the ending of their story but the beginning of the next level.

.

.

.

.

.

.

.

Halo, Happy Anniversary Jessica Wu~ 16 bulan eoh? Let’s make it until 1287827194894178749 bulan hahaha. I hope you enjoy this story, this is my first time to write something looonng like this kk, maaf kalau cara penyampaian ku monoton, dan kadang alurnya juga suka keburu-buru, tolong maklumi lah si newbie ini sayang. Well.. I love you, and I will always do. Ah ne! don’t forget to check out the link below, it’s the bonus *wink* btw bukanya dari pc ya, dari hp ga akan keliatan, dari pc aja agak burem -_,-

 Happy 16th Anniversary @ggmeltingice

Happy 16th Anniversary Kreis & MaoMao